BUAH TAQWA
Suatu saat,
Raja Bukhatnezardatang ke Baitul Maqdis dari negeri Syam. Dia membunuh
orang-orang Bani Israil dan merebut secara paksa kota Baitul Maqdis serta
menawan banyak orang dari mereka. Di antara mereka yang ditawan adalah Nabi
Danial 'alaihis salam.
Sebelumnya, Raja ini didatangi oleh para ahli nujum (peramal) dan
orang-orang cendekia saat itu. Mereka semua mengatakan, 'pada malam ini dan ini
akan dilahirkan seorang bayi yang nantinya akan menghinakan dan menghancurkan
kerajaanmu.' Maka Raja itu berjanji dan bersumpah, 'Demi Allah, tak ada seorang
bayi pun yang lahir pada malam itu kecuali akan aku bunuh,' Di antara bayi-bayi
yang lahir saat itu, hanya bayi Danial saja yang tidak dibunuh, tetapi dibuang
ke hutan yang terdapat singa di dalamnya. Bayi Danial hanya sempat dijilat-jilat
oleh seekor singa beserta anaknya dan tidak menyakitinya, sampai akhirnya
datanglah ibunya. Saat dua binatang itu menjilatinya, maka Allah Subhanahu wa
Ta'ala menyela-matkannya. Para cendekiawan daerah itu mengatakan, bahwa
akhirnya Danial mengukir gambar dia beserta dua singa itu yang sedang
menjilatinya, di atas batu cincinnya agar senantiasa tidak lupa akan nikmat
Allah Subhanahu wa Ta'ala itu. (HR. Ibnu Abid-Dunya dengan sanad
hasan).
Dalam redaksi riwayat lain disebutkan:
Ada seorang Nabi pada masa Bani Israil, jauh setelah Nabi Musa As
meninggal dunia, namanya Danial 'alaihis salam. Dia didustakan oleh
kaumnya. Bahkan akhirnya dia diciduk oleh raja yang berkuasa saat itu dan
dilempar-kan ke kandang seekor singa yang sudah dibikin lapar.
Setelah Allah Subhanahu wa Ta'ala melihat, betapa besar
perasaan tawakkalnya, juga kesabarannya, hanya karena mengharap keridhaanNya,
maka Allah mencegah mulut-mulut singa itu untuk memakannya. Bahkan sampai Danial
berdiri di atas kedua kakinya di hadapan singa yang sudah tunduk dan tidak lagi
membahayakan. Kemudian Allah mengirim Irmiya dari Syam sehingga Danial dapat
keluar dari masalah ini dan menumpas orang yang ingin membinasakannya'.
Dari Abdullah bin Abil Hudail, dia berkata: "Bukhtanashar telah
melatih dua singa untuk berburu dan meletak-kannya di dalam kandang. Kemudian
dia menggiring Danial dan melemparkannya pada binatang tersebut. Tetapi singa
itu tidak mengganggunya sama sekali. Danial pun, dengan izin Allah, untuk
beberapa lama tinggal di dalam kandang. Tiba-tiba -suatu saat- dia ingin makan
dan minum seperti lazimnya orang-orang. Maka Allah Subha-nahu wa Ta'ala
memerintahkan melalui wahyu kepada Irmiya
(1) yang saat itu berada di Syam, untuk
menyediakan makanan dan minuman Danial. Maka dia berakta: "Ya Rabbi, aku
sekarang berada di tanah suci (Baitul Maqdis), sementara Danial berada di kota
Babilonia di tanah Iraq." Lalu Allah mewahyukan lagi kepadanya: "Siapkanlah apa
yang telah Aku perintahkan kepadamu. Aku akan kirim utusan yang akan membawamu
ke sana beserta apa yang kau persiapkan." Akhirnya Irmiya melaksanakan perintah
tersebut dan Allah mengirim utusan yang membawanya serta makanan yang
dipersiapkannya. Sesampainya di depan gerbang kandang singa, Danial berkata:
"Siapa ini?"
Irmiya: "Aku Irmiya."
Danial: "Kenapa kau datang ke
mari?"
Irmiya: "Aku diutus oleh Tuhanmu untuk menemuimu."
Danial: "Apakah
Dia menyebut namaku?"
Irmiya: "Ya."
Danial: "Alhamdulillah, segala puji
bagi Allah yang tidak melupakan orang yang mengingatNya. Segala puji bagi Allah
yang kalau ada orang bertawakkal padaNya, maka Dia akan berikan kecukupan
padanya. Segala puji bagi Allah yang kalau ada orang yang percaya kepadaNya,
tidak akan Dia pasrahkan urusannya pada yang lain. Segala puji bagi Allah yang
memberikan keselamatan atas kesabaran. Segala puji bagi Allah yang telah
menyingkap kesulitan kita setelah ditimpa musibah. Segala puji bagi Allah,
Dialah tempat kepercayaan kami, ketika kami berprasangka buruk atas
amalan-amalan kami. Segala puji bagi Allah, Dia tempat harapan kami, ketika
semua cara tertutup di hadapan kami."