Kelemahan manusia@MasKhay

KELEMAHAN MANUSIA

Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna dan melengkapinya dengan sifat yang unggul. Keunggulannya dibandingkan seluruh makhluk sebagaimana ditunjukkan oleh kemampuan intelektualnya yang khas dalam berpikir dan memahami, dan kesiapannya untuk belajar dan mengembangkan budaya tidak perlu dipertanyakan lagi. 

Pernahkah Anda berpikir, mengapa meski memiliki seluruh sifat yang unggul ini manusia memiliki tubuh yang sangat rentan, yang selalu lemah terhadap ancaman dari luar dan dalam? 
Mengapa begitu mudah terserang mikroba atau bakteri, yang begitu kecil bahkan tidak tertangkap oleh mata telanjang?
Mengapa ia harus menghabiskan waktu tertentu setiap harinya untuk menjaga dirinya bersih?
Mengapa ia membutuhkan perawatan tubuh setiap hari?
Dan mengapa ia bertambah usia sepanjang waktu?
Manusia menganggap semua kebutuhan ini adalah fenomena alami. Namun, sebagai manusia, keperluan perawatan tersebut memiliki tujuan tersendiri.
Setiap detail kebutuhan manusia diciptakan secara khusus. Ayat "manusia diciptakan dalam keadaan lemah" (QS. An-Nisaa’, 4: 28) adalah pernyataan yang jelas dari fakta ini. Kebutuhan manusia yang tanpa batas diciptakan dengan sengaja: agar ia mengerti bahwa dirinya adalah hamba Allah dan bahwa dunia ini adalah tempat tinggalnya yang sementara. Manusia tidak memiliki kekuasaan apa pun terhadap tanggal dan tempat kelahirannya. Sebagaimana halnya, ia tidak pernah mengetahui di mana atau bagaimana ia akan meninggal. Lebih lanjut lagi, seluruh usahanya untuk membatasi faktor-faktor yang berpengaruh negatif bagi hidupnya adalah sia-sia dan tanpa harapan.

Manusia memang memiliki sifat rentan yang membutuhkan banyak perawatan untuk tetap bertahan. Ia pada hakikatnya tidak terlindungi dan lemah terhadap kecelakaan tiba-tiba dan tak terduga yang terjadi di dunia. Sama halnya, ia tidak terlindungi dari risiko kesehatan yang tidak dapat diperkirakan, tak peduli apakah ia penghuni peradaban yang tinggi atau pedesaan di gunung yang terpencil dan belum maju. Sepertinya setiap saat manusia dapat mengalami penyakit yang tak tersembuhkan atau mematikan. Kapan pun, dapat terjadi suatu kecelakaan yang menyebabkan kerusakan tak tersembuhkan pada kekuatan fisik atau daya tarik seseorang yang tadinya membuat cemburu. 
Lebih jauh, hal ini terjadi pada seluruh manusia: apa pun status, kedudukan, ras, dan sebagainya, tidak ada pengecualian terhadap akhir tersebut. Baik kehidupan seorang pesohor dengan jutaan penggemar dan seorang penggembala biasa dapat berubah secara drastis pada suatu saat karena kecelakaan yang tidak terduga.
          Tubuh manusia adalah organisme lemah yang terdiri dari tulang dan daging dengan berat rata-rata 70-80 kg. Hanya kulit yang lemah melindunginya. Tidak diragukan, kulit yang sensitif ini dapat dengan mudah terluka dan memar. Ia menjadi pecah-pecah dan kering ketika terlalu lama terkena sinar matahari atau angin. Untuk bertahan terhadap berbagai gejala alam, manusia harus berjaga-jaga terhadap dampak lingkungan. Meskipun manusia dilengkapi dengan sistem tubuh yang luar biasa, "bahan-bahan"nya — daging, otot, tulang, jaringan saraf, sistem kardiovaskuler dan lemak — cenderung meluruh. Bila manusia terdiri dari bahan lain, bukan daging dan lemak, bahan yang tidak memberi jalan bagi penyusup dari luar seperti mikroba dan bakteri, tidak akan ada kesempatan untuk menjadi sakit.
          Bagaimanapun, daging adalah zat yang paling lemah: ia menjadi busuk bahkan berulat bila dibiarkan pada suhu ruang untuk beberapa waktu. Untuk senantiasa mengingatkan kepada Allah, manusia acap kali merasakan kebutuhan pokok tubuhnya. Jika terkena cuaca dingin, misalnya, ia mengalami risiko kesehatan; sistem kekebalan tubuhnya perlahan-lahan "jatuh". Pada saat tersebut, tubuhnya mungkin tidak dapat menjaga temperatur tubuh konstannya (37ºC) yang penting untuk kesehatan yang baik.

1 Laju jantungnya melambat, pembuluh-pembuluh darahnya berkontraksi, dan tekanan darah meningkat. Tubuhnya mulai menggigil sebagai cara untuk mendapatkan panas kembali. Penurunan suhu tubuh pada 35ºC diiringi tekanan denyut nadi dan kontraksi pembuluh darah di lengan, kaki, dan jari-jari menandakan kondisi yang mengancam jiwa.

2 Seseorang dengan suhu tubuh 35ºC menderita disorientasi sangat parah dan terus-menerus tertidur. Fungsi-fungsi mental melambat. Sedikit saja penurunan suhu tubuh membawa konsekuensi demikian, tetapi lebih banyak terkena cuaca dingin, yang menyebabkan suhu tubuh di bawah 33ºC, akan mengakibatkan hilangnya kesadaran. Pada 24ºC, sistem pernafasan tidak berfungsi. Otak mengalami kerusakan pada 20ºC dan akhirnya jantung berhenti pada 19ºC dengan membawa akhir yang tidak dapat dihindari: kematian. Ini hanyalah satu dari sekian contoh yang akan dikembangkan lebih jauh pada halaman-halaman berikut buku ini. 

Contoh-contoh ini dikemukakan untuk menekankan bahwa disebabkan oleh berbagai faktor yang tidak dapat ditawar-tawar yang membahayakan keberadaannya, manusia tidak pernah menemukan kepuasan mendalam selama hidupnya. 

Tujuannya adalah untuk mengingatkan pembaca bahwa manusia hendaknya menghindari kecintaan buta terhadap hidup dan berhenti menghabiskan seluruh hidupnya mengejar mimpi, dan sebaliknya, selalu mengingat Allah dan hidup yang sesungguhnya, hari akhirat. Ada surga abadi yang dijanjikan kepada manusia. Sebagaimana akan dapat dilihat oleh pembaca pada halaman-halaman berikutnya.

surga adalah tempat kesempurnaan. Dalam surga, manusia akan sungguh-sungguh terjaga dari seluruh kelemahan dan ketidaksempurnaan fisik yang mengelilinginya di bumi. Segala yang ia inginkan dapat diraih dengan mudah. Lebih lanjut, kelelahan, kehausan, keletihan, kelaparan, dan luka tidak akan ada di surga.
 Membantu manusia untuk memikirkan sifat mereka sesungguhnya dan dengan konsekuen memiliki pengertian mendalam terhadap keagungan tak terbatas dari sang Pencipta adalah tujuan lain buku ini.

Sebagai tambahan, pemahaman bahwa manusia membutuhkan bimbingan Allah tentunya sangat dibutuhkan setiap orang. Allah menyatakan hal ini dalam ayat-ayat berikut:
"Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS. Faathir, 35: 15)"

Kebutuhan Jasadi Manusia dihadapkan pada banyak risiko fisik. Menjaga tubuh dan lingkungan tetap bersih dan melakukan perawatan yang saksama adalah beban seumur hidup bagi manusia untuk meminimalkan risiko kesehatan. Lebih mengejutkan, jumlah waktu yang dihabiskan untuk tugas tersebut ternyata cukup banyak. Kita sering menemukan penelitian untuk mengetahui berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk bercukur, mandi, merawat rambut, merawat kulit, kuku, dan sebagainya.Hasil berbagai penelitian demikian sangat mengherankan, dan mengungkap betapa banyak waktu berharga yang dihabiskan tugas-tugas harian tersebut.

Dalam kehidupan, kita menghadapi banyak manusia. Di rumah, di kantor, di jalan-jalan atau di mal perbelanjaan, kita melihat banyak manusia yang berpakaian rapi dengan penampilan terbaik mereka. Mereka adalah orang-orang yang wajahnya dicukur, rambut dan tubuh yang bersih, pakaian yang diseterika, sepatu yang sudah disemir. Bagaimanapun, pengurusan seperti itu membutuhkan waktu dan usaha.

Sejak bangun di pagi hari hingga pergi tidur, seseorang harus melibatkan diri dalam rutinitas tanpa akhir agar tetap bersih dan segar. Saat kita bangun, tempat pertama yang kita tuju adalah kamar mandi; sepanjang malam, perkembangbiakan bakteri menyebabkan rasa tidak enak dan hawa yang tidak menyenangkan dalam mulut, yang memaksa kita segera menyikat gigi. Bagaimanapun, agar siap untuk hari yang baru, hal penting dilakukan tidak sebatas menggosok gigi. Seseorang butuh membasuh wajah atau tangannya. Sepanjang hari, rambut menjadi berminyak dan tubuh menjadi kotor.
Pada malam hari, di tengah-tengah mimpi, tubuh boleh jadi tidak dapat berhenti berkeringat. Sebagai satu-satunya cara untuk membersihkan bau tubuh yang tidak menyenangkan dan keringat, seseorang merasakan pentingnya mandi. Jika tidak, dia akan pergi bekerja dengan rambut berminyak dan tubuh berbau, suatu hal yang tidak menyenangkan.

Variasi bahan yang digunakan untuk membuat tubuh seseorang cukup bersih untuk bertemu dengan orang lain ternyata sangat banyak. Hal ini cukup membuktikan kebutuhan tubuh itu tidak terbatas. Di samping air dan sabun, kita membutuhkan banyak bahan lain untuk membersihkan tubuh: sampo, conditioner, pasta gigi, pemoles gigi, korek kuping, bedak tubuh, krim wajah, lotion; daftarnya akan bertambah. Di samping bahan-bahan ini, terdapat ratusan produk lain yang dikembangkan di laboratorium untuk meningkatkan perawatan tubuh. Sebagaimana halnya perawatan tubuh, setiap orang juga harus menghabiskan sejumlah waktu untuk membersihkan pakaian, rumah, dan lingkungannya. Tidak diragukan, seseorang tidak dapat menjaga kebersihan diri kecuali dengan berada di sebuah lingkungan yang bersih. Singkatnya, ada bagian tertentu dari hidup yang dihabiskan hanya untuk menyediakan kebutuhan tubuh. Lebih lanjut, kita membutuhkan banyak bahan kimia untuk tujuan ini.

Allah menciptakan manusia dengan banyak kelemahan, namun juga menyediakan metode untuk menyembunyikan kelemahan ini untuk sementara sehingga tetap berada dalam kondisi yang baik tanpa membuat orang lain menyadari hal tersebut, Di samping itu, manusia diberkahi cukup kecerdasan untuk mencari jalan terbaik untuk menutupi "kelemahan"nya. Bila kita tidak menerapkan metode ini untuk menjaga tubuh tetap bersih dan segar, sebentar saja kita mungkin mulai tampak menjijikkan. Lebih jauh, seseorang tidak dapat tetap bersih untuk waktu yang lama. Setelah beberapa jam, tidak satu pun yang tersisa dari kesegaran yang diberikan oleh mandi: kita hanya dapat menjaga tetap bersih untuk waktu yang relatif singkat.

Kita butuh mandi setidaknya sekali sehari. Sebagaimana halnya, kita butuh menggosok gigi kita secara teratur: bakteri dengan cepat mengubah mulut menjadi keadaan yang sebelumnya. Seorang wanita yang menghabiskan berjam-jam di depan kaca memakai riasan, bangun di pagi hari berikutnya tanpa jejak riasan yang cantik tersebut di wajahnya. Lagi pula, bila ia tidak menghapusnya dengan benar, wajahnya akan tampak lebih mengerikan oleh sisa-sisa kosmetik. Seorang laki-laki yang dicukur bersih membutuhkan cukuran lainnya pagi berikutnya. Adalah penting untuk memahami bahwa semua kebutuhan ini diciptakan untuk tujuan tertentu.

Sebuah contoh akan membuat poin ini jelas:
ketika suhu tubuh meningkat, kita berkeringat. Bau yang keluar bersama keringat sangat mengganggu. Ini adalah proses yang tidak dapat dihindari siapa pun yang hidup di dunia ini. Bagaimanapun, bukan ini permasalahannya! Misalnya, tumbuhan tidak pernah berkeringat. Sebuah bunga mawar tidak pernah berbau busuk meskipun faktanya ia tumbuh di tanah, diberi makan dengan pupuk, dan berada di sebuah lingkungan yang berdebu dan kotor. Dalam semua kondisi, ia mempunyai harum yang lembut. Bahkan ia tidak membutuhkan perawatan tubuh apa pun! Akan tetapi, tidak peduli kosmetik apa pun yang dipakaikan kepada kulit, hanya sedikit mahkluk hidup yang dapat mencapai keharuman permanen seperti itu. Di samping seluruh kebutuhan tubuh mengenai kebersihan, nutrisi juga penting bagi kesehatan. Terdapat kesetimbangan yang cermat dari protein, karbohidrat, gula, vitamin, dan mineral lainnya yang penting bagi tubuh. Sekali kesetimbangan ini terganggu, kerusakan serius dapat timbul dalam berfungsinya sistem-sistem tubuh: sistem kekebalan kehilangan kemampuan perlindungannya, membuat tubuh lemah dan rentan terhadap penyakit. Karenanya, perhatian yang sama yang ditunjukkan untuk perawatan tubuh seharusnya juga diberikan untuk nutrisi. Syarat yang malah lebih penting lagi untuk hidup adalah, tentu saja, air. Seorang manusia dapat bertahan hidup tanpa makanan untuk beberapa periode tertentu, namun beberapa hari tanpa air akan berakibat fatal. Seluruh fungsi kimia tubuh berlangsung dengan pertolongan air;

air adalah penting bagi kehidupan. agian yang dijelaskan sebelumnya adalah kelemahan yang dapat diamati seseorang pada tubuhnya sendiri. Namun tersisa sebuah pertanyaan: apakah kita semua menyadari bahwa ini adalah kelemahan? 
Alternatifnya, apakah kita berpikir bahwa ini adalah "alami" karena manusia di seluruh dunia memiliki kelemahan demikian?
Bagaimanapun, kita harus ingat bahwa Allah dapat saja menciptakan manusia yang sempurna tanpa kelemahan ini. Setiap manusia dapat saja sebersih dan seharum mawar. Namun demikian, pelajaran yang dapat diambil dari keadaan itu pada akhirnya membawa pada kebijaksanaan, membawa kita pada kejernihan pemikiran dan kesadaran; manusia, melihat kelemahannya dalam kehadiran Allah, seharusnya mengerti mengapa ia diciptakan dan mencoba menjalani hidup yang mulia sebagai hamba Allah. Lima Belas Tahun Tanpa "Kesadaran" Setiap manusia harus menghabiskan sebagian waktu hariannya untuk tidur. Tidak peduli seberapa banyaknya pekerjaan yang ia miliki atau hindari, ia tetap akan jatuh tertidur dan berada di tempat tidur untuk sedikitnya seperempat hari.

Karenanya, manusia sadar hanya delapan belas jam sehari; ia menghabiskan sisa waktunya minimal rata-rata 6 jam per hari dalam ketidaksadaran total. Jika dinilai dari sisi ini, kita menjumpai gambaran yang mengejutkan: ¼ dari rata-rata 60 tahun kehidupan dihabiskan dalam ketidaksadaran total.

Apakah kita memiliki alternatif selain tidur? Apa yang akan terjadi pada seseorang yang berkata, "Saya tidak ingin tidur?" 
Pertama, matanya akan menjadi merah dan warna kulitnya memucat. Jika jangka waktu tidak tidurnya bertambah, ia akan kehilangan kesadaran. Menutup mata dan ketidakmampuan untuk memfokuskan perhatian adalah fase awal tertidur. Ini adalah proses yang tidak dapat dielakkan, baik cantik atau jelek, kaya atau miskin, setiap orang mengalami proses yang sama. Mirip dengan kematian, tepat sebelum tertidur seseorang mulai tidak sensitif terhadap dunia luar dan tidak memberikan respon terhadap rangsangan apa pun. Indra yang sebelumnya amat tajam mulai tidak dapat bekerja. Sementara itu, daya persepsi berubah. Tubuh mengurangi seluruh fungsinya menjadi minimum, membawa kepada disorientasi ruang dan waktu serta pergerakan tubuh yang lebih lambat. Keadaan ini, pada satu hal, merupakan bentuk lain kematian, yang didefinisikan sebagai keadaan di mana jiwa meninggalkan tubuh. Memang, saat tidur tubuh berbaring di ranjang sementara ruh mengalami hidup yang sangat berbeda di tempat yang sangat berbeda. Dalam mimpi, seseorang mungkin merasa berada di pantai pada suatu hari yang terik di musim panas, tanpa menyadari bahwa ia tengah terlelap di tempat tidur. Kematian pun memiliki tampilan luar yang serupa: ia memisahkan jiwa dari tubuh yang digunakannya di dunia dan membawanya ke dunia yang lain dalam tubuh yang baru.

Untuk ini Allah berulangkali mengingatkan kita dalam Al Quran, satu-satunya wahyu sejati yang tersisa dan menuntun manusia ke jalan yang benar — akan kesamaan tidur dengan kematian. Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur yang telah ditentukan, kemudian kepada Allahlah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan. (QS. Al An'aam, 6: 60)

Allah memegang jiwa ketika matinya dan jiwa yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir. (QS. Az-Zumar, 39: 42)

Karena kehilangan total seluruh fungsi indra, dengan kata lain, "dalam ketidaksadaran sebenarnya", seorang manusia menghabiskan hingga 1/3 hidupnya dalam tidur. Namun, ia sedikit sekali merenungkan fakta ini, tidak pernah menyadari bahwa ia meninggalkan segala yang dianggap penting di dunia ini. Ujian yang penting, banyaknya uang yang hilang dalam perdagangan saham atau permasalahan pribadi, singkatnya segala yang tampak penting sehari-hari menghilang begitu seseorang tertidur.

Singkatnya, hal ini berarti kehilangan hubungan sepenuhnya dengan dunia. Seluruh contoh yang telah ditampilkan sejauh ini memberikan pemikiran yang jelas tentang pendeknya hidup dan sejumlah besar waktu yang dihabiskan untuk tugas "wajib" yang rutin. Ketika waktu yang digunakan untuk tugas "wajib" tersebut dikurangi, seseorang akan menyadari betapa singkatnya waktu yang tersisa untuk apa yang disebut kesenangan hidup.

Dalam perenungan ulang, seseorang akan terkejut dengan panjangnya waktu yang dihabiskan untuk makan, merawat tubuh, tidur, atau bekerja untuk mendapat standar hidup yang lebih baik. Tidak diragukan lagi, perhitungan waktu yang dihabiskan untuk tugas rutin yang penting untuk hidup patut dipikirkan.

Seperti dinyatakan sebelumnya, setidaknya 15-20 tahun dari 60 waktu hidup dihabiskan untuk tidur. Awal 5-10 tahun dari 40-45 tahun sisanya, dihabiskan dalam masa kanak-kanak, masa yang juga dilewati dalam keadaan yang hampir tidak sadar. Dengan kata lain, seorang berusia 60 tahun sudah menghabiskan sekitar separuh hidupnya tanpa kesadaran. Mengenai separuh hidup-nya yang lain, tersedia banyak statistik. Angka-angka ini misalnya, termasuk waktu yang digunakan untuk menyiapkan makanan, makan, mandi atau terjebak kemacetan. Daftar ini dapat diperpanjang lebih jauh.  

Kesimpulannya, yang tersisa dari sebuah hidup yang "panjang" hanyalah 3-5 tahun. Apa nilai penting hidup yang pendek tersebut dibandingkan dengan yang abadi?

Tepat pada poin inilah terdapat jurang besar menganga antara mereka yang beriman dengan yang tidak beriman. Orang-orang yang tidak beriman, yang percaya bahwa hidup hanya ada di dunia, berjuang memanfaatkannya sebaik-baiknya. Namun ini adalah usaha yang tidak berguna: dunia ini pendek dan hidupnya dikelilingi dengan "kelemahan". Lebih lanjut, karena orang-orang yang tidak beriman tidak memercayai Allah, ia hidup dalam kehidupan yang penuh kesukaran, penuh dengan permasalahan dan ketakutan. Mereka yang memiliki iman, di sisi lain, melalui hidup mereka dengan mengingat Allah dan keberadaan-Nya pada setiap saat, sepanjang seluruh pekerjaan sepele dan memberatkan saat merawat tubuh, makan, minum, berdiri, duduk, berbaring, dan mencari penghidupan, dan lain-lain. Mereka menghabiskan hidup hanya untuk mencapai ridha Allah dan menjalani kehidupan yang damai, benar-benar terpisah dari seluruh kesedihan dan ketakutan duniawi. Kesimpulannya, mereka mencapai surga, sebuah tempat kebahagiaan abadi. Sama halnya, tujuan pokok hidup dinyatakan dalam ayat berikut: 
Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?"

Mereka menjawab: "kebaikan". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa. (QS. An-Nahl, 16: 30-31)

Penyakit dan Kecelakaan Penyakit juga mengingatkan manusia bagaimana mudahnya ia menjadi lemah. Tubuh, yang sangat terlindung dari seluruh jenis ancaman luar, rusak berat oleh virus yang sepele, agen pembawa penyakit yang tak terlihat mata. Proses ini sepertinya tidak masuk akal, karena Allah telah melengkapi tubuh dengan sistem yang sangat lengkap, terutama sistem kekebalan yang dapat digambarkan sebagai "tentara yang unggul" terhadap musuh-musuhnya. Namun, walau ada kekuatan dan daya tahan tubuh, manusia sering jatuh sakit. Mereka sedikit memikirkan fakta bahwa setelah dilengkapi dengan sistem yang sempurna tersebut, Allah akan membiarkan material pembawa penyakit menyebabkan penderitaan. Virus, mikroba, atau bakteri dapat saja tidak pernah mempengaruhi tubuh, atau bahkan musuh-musuh kecil ini dapat saja tidak pernah ada. Namun, hingga kini setiap orang dapat menjadi sasaran dari penyakit serius yang dibawa oleh berbagai penyebab yang tidak penting. Misalnya, suatu virus yang memasuki tubuh melalui luka kecil di kulit dapat dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh, mengambil alih organ-organ vital. Meskipun teknologi telah berkembang pesat, virus influensa yang sederhana dapat menjadi faktor yang mengancam hidup bagi sebagian besar manusia. Sejarah telah berkali-kali menjadi saksi kasus influensa yang mengubah bahkan struktur demografi beberapa negara. Sebagai contoh, pada tahun 1918, 25 juta manusia meninggal karena influensa. Sama halnya, tahun 1995, sebuah epidemi merenggut 30 ribu nyawa, dengan kerugian terbesar di Jerman. Penyakit, seperti yang diilustrasikan di sini, seringkali adalah cobaan dari Allah.

Kejadian semacam ini adalah kesempatan yang langka bagi orang beriman untuk menunjukkan kesabaran dan ketaatannya kepada Allah. Namun, mereka yang membatasi pemahaman mereka semata kepada dunia ini saja sukar memahami rahasia yang mendasar ini. Kini bahaya tersebut tetap bertahan: sebuah virus dapat menyerang kapan pun dan dengan mudah mengancam nyawa siapa pun, atau sebuah penyakit yang langka dapat muncul kembali setelah terkubur selama hampir dua puluh tahun. Dengan menerima semua peristiwa ini sebagai kejadian yang alami dan tidak merefleksikannya pada mereka sendiri, akan terjadi kesalahan serius.

Allah memberi manusia penyakit untuk tujuan tertentu. Dengan cara ini, mereka yang sombong dapat menemukan kesempatan untuk mengetahui betapa terbatasnya jangkauan kekuasaan mereka. Di samping itu, ini adalah jalan yang baik untuk memahami asal sesungguhnya kehidupan ini. Selain penyakit, kecelakaan merupakan ancaman yang serius terhadap manusia. Setiap hari koran menghadirkan berita utama tentang kecelakaan jalan raya. Kecelakaan juga merupakan hal yang banyak diberitakan di radio dan televisi. Namun, meskipun terbiasa dengan kecelakaan tersebut, kita tidak pernah berpikir bahwa kita mungkin menghadapi kecelakaan kapan pun. Terdapat ribuan faktor di sekitar kita yang dapat dengan tiba-tiba menghentikan hidup kita. Seseorang dapat saja kehilangan keseimbangan dan jatuh di tengah-tengah jalan, misalnya. Gegar otak atau patah kaki dapat terjadi karena kecelakaan biasa seperti itu, atau saat makan malam, seseorang dapat tercekik hingga mati karena tulang ikan. Penyebabnya dapat terdengar sederhana, namun setiap hari ribuan manusia di dunia menghadapi kejadian yang sukar dibayangkan seperti ini. Fakta ini seharusnya membuat kita memahami kesia-siaan penghambaan kepada dunia ini dan menyimpulkan bahwa segala yang telah diberikan pada kita bukanlah apa-apa kecuali kesenangan sementara untuk menguji kita di dunia. Sangatlah tidak dapat diduga bagaimana seorang manusia, yang masih tidak mampu memerangi virus yang tidak terlihat, berani bersikap sombong terhadap Penciptanya Yang Mahakuasa. Tidak diragukan lagi, Allah-lah yang menciptakan manusia dan Ia-lah satu-satunya yang melindungi kita terhadap segala bahaya. Dalam hal ini, kecelakaan dan penyakit menunjukkan kepada kita siapa diri kita. Tidak peduli bagaimana kuat seseorang menganggap dirinya, kecuali dengan kehendak Allah, ia tidak akan dapat mencegah bencana apa pun.

Allah menciptakan seluruh penyakit dan situasi lain untuk mengingatkan manusia terhadap kelemahannya. Dunia ini adalah tempat untuk menguji manusia. Setiap orang dianggap bertanggung jawab untuk mencoba mencapai kesenangan yang baik dari-Nya. Di akhir ujian ini, mereka yang memiliki pemahaman menyeluruh yang jelas tentang Allah tanpa menyekutukan-Nya dan mematuhi larangan dan perintah-Nya akan menghuni surga dengan segala keabadiannya. Mereka yang tidak mengubah kesombongan dan lebih menyukai dunia ini dan keinginannya akan kehilangan kehidupan yang abadi dari kebahagiaan dan kemudahan, dan menukarnya dengan penderitaan abadi yang tidak akan lepas dari kesukaran, kelemahan, dan kesedihan baik di dunia maupun di akhirat.

Konsekuensi dari Penyakit dan Musibah Sebagaimana disebutkan sebelumnya, penyakit dan musibah adalah kejadian yang digunakan Allah untuk menguji manusia. Menghadapi kejadian seperti demikian, seorang manusia yang beriman dengan cepat kembali kepada Allah, berdoa dan memohon perlindungan kepada-Nya. Ia menyadari bahwa tidak ada suatu pun dan seorang pun yang dapat menolongnya dari kesedihan. Ia juga menyadari bahwa kesabaran, pengabdian, dan kepercayaannya kepada Allah sedang diuji. Dalam Al Quran, nabi Ibrahim dipuji karena sikap teladannya. Doanya yang tulus seharusnya diulang oleh seluruh orang beriman. Hal tersebut diceritakan dalam Al Quran sebagai berikut:

"Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku." (Asy-Syua'araa, 26: 79-81)

Nabi Ayyub, di sisi lain, memberi contoh yang baik bagi seluruh orang yang beriman ketika ia mencari kesabaran hanya dari Allah saat didera penyakit yang parah. Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-nya: "Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan." (QS. Shaad, 38: 41)

Kesukaran demikian memperkuat kesetiaan orang-orang yang beriman kepada Pencipta mereka dan menegakkan mereka dalam kedewasaan. Karena itulah setiap penderitaan adalah "keberuntungan". Orang-orang yang tidak beriman, sebaliknya, menanggapi semua jenis musibah dan penyakit sebagai "kerugian". Karena tidak menyadari bahwa segalanya diciptakan untuk tujuan yang khusus dan bahwa kesabaran yang ditunjukkan selama kesulitan akan dihargai di akhirat, orang-orang yang tidak beriman jatuh ke dalam kesedihan yang dalam. Memang, karena dalam sebuah sistem yang berlandaskan pada pengingkaran atas keberadaan Allah, manusia mengadopsi pendirian materialistis, penyakit dan musibah membawa kesedihan lain kepada mereka yang tidak memiliki keyakinan. Nilai moral dan sudut pandang masyarakat materialis menggariskan bahwa setelah musibah atau penyakit, umumnya mereka tiba-tiba kehilangan "teman" dekat, sekalipun mereka belum mati. Sikap semacam itu diambil hanya karena mereka menganggap berteman atau merawat orang yang sakit sebagai gangguan. Betapa pun banyaknya cinta dan kasih sayang yang telah diberikan seseorang di "masa-masa lalu yang indah", sekali ia jatuh sakit terbaring di tempat tidur, misalnya, atau cacat, lenyaplah seluruh kasih sayang untuknya. Alasan lain yang membuat manusia berubah adalah kehilangan penampilan atau keahlian tertentu. Hal itu juga yang terjadi pada masyarakat materialis, karena di sana manusia menilai yang lainnya berdasarkan ciri-ciri fisik mereka. Konsekuensinya, ketika muncul kekurangan fisik, nilai yang dimiliki orang tersebut juga menghilang. Sebagai contoh, pasangan atau kerabat dekat dari seorang penyandang cacat fisik, segera mulai mengeluhkan kesulitan merawat seorang cacat. Mereka sering berkeluh-kesah tentang sialnya mereka.

Kebanyakan menyatakan bahwa mereka masih sangat muda dan tidak seharusnya dihadapkan pada bencana seperti itu. Ini hanya pembenaran diri bahwa ia tidak memberikan perawatan dan perhatian yang patut kepada keluarganya yang cacat. Yang lainnya, di sisi lain, membantu pasien atau orang cacat hanya karena mereka takut akan pendapat orang lain jika meninggalkan mereka. Gosip, yang mudah menyebar, mencegah mereka bersikap demikian. Dalam saat-saat kesulitan seperti itu janji kesetiaan yang diberikan selama hari-hari yang bahagia tiba-tiba digantikan oleh perasaan egois dan memikirkan diri sendiri. Kejadian semacam itu seharusnya tidak mengejutkan kita dalam sebuah lingkungan di mana beberapa bentuk sikap, seperti kesetiaan, ditunjukkan hanya jika membawa keuntungan. Tidak diragukan lagi, dalam sebuah masyarakat di mana kriteria materialis berkembang, dan yang lebih penting, di mana manusia tidak takut akan Allah, mustahil untuk mengharapkan kesetiaan seseorang tanpa imbalan. Bagaimanapun, kita tidak dapat mengharapkan ketulusan dan kejujuran seseorang kepada orang lain kecuali ia percaya ia akan menerima hukuman untuk kegagalannya dan penghargaan untuk keberhasilannya. Dalam masyarakat materialis, sikap seperti itu dipercaya sebagai "kebodohan", karena tidak masuk akal menunjukkan kesetiaan kepada seseorang yang ketika kelak mati, mungkin dalam beberapa puluh tahun, sirna untuk selama-lamanya. Jika mempertimbangkan situasi suatu sistem yang kedua pihak di dalamnya yakin bahwa mereka akan hidup untuk waktu yang singkat kemudian mati, mentalitas semacam itu sepertinya masuk akal. Lalu, mengapa mereka tidak akan lebih menyukai jalan yang nyaman dan mudah untuk menjalani kehidupan?

Namun, fakta-faktanya sangat berlawanan. Mereka yang beriman kepada Allah, yang di hadapan-Nya menyadari kelemahan diri dan takut pada-Nya, menilai orang lain dengan cara yang diinginkan Allah. Nilai seseorang yang paling berharga di hadapan Allah adalah ketakwaan, rasa hormat, dan seterusnya, akhlak yang muncul dari nilai-nilai ini. Jika seseorang yang bertakwa kepada Allah menampakkan kesempurnaan moral dalam dunia ini, ia akan mencapai kesempurnaan jasmani dan rohani selama-lamanya. Dengan memahami fakta ini, kekurangan fisik di dunia ini tidak lagi berarti. Ini adalah janji dari Allah kepada orang-orang yang beriman. Ini pula alasan dasar mengapa orang-orang beriman menampakkan penghormatan dan kasih sayang satu sama lain serta tenggang rasa terhadap kekurangan fisik sesamanya, juga menunjukkan pengabdian seumur hidup di antaranya. Jurang persepsi yang lebar antara orang-orang yang beriman dan yang tidak, serta pola pemikiran mereka yang berbeda sangat penting. Sementara dendam dan kemarahan dihilangkan dari hati orang-orang beriman dan digantikan oleh rasa damai dan tentram, pikiran orang-orang kafir justru didera rasa kecewa, tidak puas dan tidak bahagia. Hal ini seolah-olah suatu hukuman dari masyarakat materialis yang mengelilingi orang-orang yang tidak beriman, namun, sebenarnya adalah kesialan dari Allah untuk mereka yang tidak beriman. Mereka yang beranggapan bahwa kedurhakaan mereka tidak akan diadili akan terpukul pada hari penghisaban, saat dosa-dosa mereka, kekejaman, keingkaran, dan pengkhianatan diadili: Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan. (QS. Ali ‘Imran, 3: 178)

Tahun-Tahun Terakhir Kehidupan Dampak kemunduran dari lewatnya tahun-tahun kehidupan dapat teramati pada tubuh seseorang. Bersamaan berlalunya tahun demi tahun, tubuh, harta manusia yang paling berharga, melalui proses kemunduran yang tak dapat diubah lagi. Perubahan yang dialami seorang manusia sepanjang hidupnya disebutkan di dalam Al Quran sebagai berikut: Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan sesudah kuat itu lemah dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Mahakuasa. (QS. Ar-Ruum, 30: 54)

Tahun-tahun terakhir kehidupan adalah waktu yang paling diabaikan dalam rencana masa depan seorang dewasa, kecuali di dalam proses menabung untuk pensiun hari tua yang mencemaskan. Sudah barang tentu, pada saat teramat dekat dengan kematian, orang biasanya bersikap ragu-ragu terhadap periode ini. Ketika seseorang mengajak berbincang tentang usia tua, yang lain akan merasa risau dan berusaha mengubah topik "yang tidak menyenangkan" ini secepat mungkin. Rutinitas sehari-hari juga merupakan jalan yang ampuh untuk melarikan dari memikirkan tahun-tahun kehidupan yang kemungkinan besar akan menyengsarakan ini. Jadi, hal ini dihindari hingga saatnya tak terelakkan lagi. Tak diragukan lagi, penyebab utama dari pengelakan seperti itu adalah anggapan bahwa seseorang memiliki waktu yang tak terbatas sampai kematian mendatanginya. Kesalahpahaman umum seperti ini dijelaskan di dalam Al Quran: "Sebenarnya Kami telah memberi mereka dan bapak-bapak mereka kenikmatan hingga panjanglah umur mereka." (QS. Al Anbiyaa', 21: 44)

Gagasan keliru ini seringkali membawa kepada kesedihan besar. Ini karena tak peduli berapa pun tuanya seseorang, milik nyata yang tersisa dari masa lalunya hanyalah kenangan yang teringat samar-samar. Seseorang hampir tidak ingat akan masa kanak-kanaknya. Malahan lebih sukar lagi untuk mengingat dengan tepat apa yang terjadi selama sepuluh tahun terakhir. Ambisi terbesar seorang muda, keputusan-keputusan besar, dan tujuan-tujuan yang paling ia kejar, semuanya kehilangan makna begitu dialami dan rampung. Karena itulah, menceritakan sebuah kisah hidup yang "panjang" adalah suatu upaya yang sia-sia. Baik itu bagi seorang remaja ataupun dewasa, hal ini seharusnya mendorong manusia untuk membuat sebuah keputusan besar tentang hidupnya. Misalnya, jika Anda berumur empat puluh tahun dan berharap untuk hidup hingga pertengahan umur enam puluhan dan Anda tidak punya jaminan apa-apa sisa dua puluh lima tahun tersebut pasti akan segera berlalu secepat empat puluh tahun sebelumnya. Hal yang sama tetap terjadi walaupun hidup Anda dipanjangkan sekali, karena sisa tiga puluh atau empat puluh juga akan berlalu sebelum Anda sempat memerhatikan. Hal ini tentu saja merupakan peringatan abadi akan sifat sejati dari dunia ini. Suatu hari setiap jiwa yang hidup di muka bumi ini akan meninggalkan dunia ini dan tidak ada kata kembali. Oleh karena itu, manusia hendaknya mengesampingkan prasangkanya dan lebih realistik tentang hidupnya.

Waktu berlalu sangat cepatnya dan setiap hari menyebabkan makin lemahnya fisik berkurangnya ingatan, bukannya dinamisme yang lebih segar dan sosok yang lebih muda. Singkatnya, menjadi tua adalah perwujudan dari ketidakmampuan manusia mengendalikan tubuh, hidup dan nasibnya sendiri. Efek waktu yang merugikan terhadap tubuh terlihat selama periode ini. Allah menjelaskan kepada kita tentang hal ini dalam ayat berikut: Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahakuasa. (QS. An-Nahl, 16: 70)

Dalam kedokteran, usia lanjut juga disebut "masa kanak-kanak kedua". Oleh sebab itu, selama tahap kehidupan akhir ini, orang-orang tua seperti anak-anak, membutuhkan perawatan, karena fungsi-fungsi tubuh dan mental mereka telah mengalami perubahan-perubahan tertentu. Begitu seseorang menjadi tua, berbagai karakteristik fisik dan kejiwaan menjadi semakin jelas. Orang-orang tua gagal melakukan banyak tugas yang berhubungan dengan kekuatan fisik. Perubahan penilaian, pemikiran yang berkurang, kesulitan berjalan, menjaga keseimbangan dan pembicaraan, berbagai kesukaran, memori yang berkurang dan kehilangan memori secara perlahan-lahan, dan perubahan suasana hati dan tingkah laku hanyalah beberapa gejala penyakit yang umum diderita pada usia tua. Pendeknya, setelah periode tertentu, manusia sering mengalami kemunduran ke keadaan ketergantungan kanak-kanak baik secara fisik maupun mental. Kehidupan berawal dan berakhir dalam keadaan kanak-kanak. Hal ini jelas bukan suatu proses acak. Mungkin saja seseorang tetap muda sampai ia mati. Namun Allah mengingatkan manusia tentang sifat fana dunia ini dengan membuat kualitas hidupnya memburuk pada tahapan tertentu dalam kehidupan. Proses ini bekerja sebagai pengingat yang jelas bahwa hidup terus mendekati akhirnya. Allah menjelaskan ini di dalam ayat berikut: Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. (QS. Al Hajj, 22: 5

Berbagai Masalah Fisik yang Berkaitan dengan Umur Tak peduli betapa pun banyaknya uang yang Anda miliki atau betapa pun sehatnya Anda, setiap orang pada akhirnya menghadapi ketidak-mampuan dan berbagai komplikasi lain yang berkaitan dengan umur, sebagiannya dijelaskan di bawah ini:

Kulit merupakan faktor penting yang menentukan penampilan seseorang. Kulit adalah bagian mendasar dari kecantikan. Jika beberapa milimeter persegi saja jaringan dibuang, tak bisa tidak akan tampak gambaran yang mengganggu bagi pecinta keindahan. Ini karena kulit —selain melindungi tubuh dari ancaman luar — juga memberi tubuh penampilan yang halus dan estetis. Tak diragukan, ini adalah fungsi penting kulit. Bagaimanapun, jika seseorang menganggap dirinya cantik, adalah karena tubuhnya dilapisi kulit, potongan daging yang total beratnya sekitar dua seperempat kilogram. Namun yang mengherankan, hanya inilah organ tubuh yang menampakkan kerusakan ketika seseorang menua.












Jeanne Clement (Gambar muda) , wanita Prancis tertua. Terdapat rentang waktu seabad antara kedua foto ini. Naty Revuelta (Gambar tua), di masa muda dan usia tua. Setiap orang mengalami perubahan yang tampak pada gambar-gambar ini. Proses penuaan merupakan bukti yang paling nyata bahwa kita tinggal di dunia yang sementara. Manusia datang ke dunia ini, tumbuh dewasa dan tua, lalu mati. Namun, hanya tubuh yang mengalami proses tak terelakkan ini. Sedangkan ruh, hidup selamanya. Begitu seseorang menua, kulit kehilangan struktur elastisnya karena protein-protein struktural yang membentuk "kerangka" dari lapisan dasar kulit menjadi sensitif dan lemah. Karena inilah di wajah muncul keriput dan garis, mimpi buruk bagi banyak orang. Fungsi kelenjar-kelenjar minyak di lapisan atas kulit melambat, mengakibatkan kekeringan yang akut. Perlahan-lahan, tubuh terkena pengaruh-pengaruh luar karena permeabilitas kulit meningkat. Akibat proses ini, orang-orang lanjut usia menderita ketidakteraturan tidur yang berat, luka-luka luaran, dan rasa gatal yang disebut "rasa gatal usia tua". Begitu pula, kerusakan terjadi pada lapisan-lapisan dasar kulit. Penggantian jaringan kulit dan mekanisme pertukaran zat gagal berfungsi, menyediakan landasan untuk tumbuhnya tumor. Kekuatan tulang juga sangat penting bagi tubuh manusia. Berbagai upaya untuk memperoleh postur tubuh yang tegak jarang berhasil bagi orang tua, namun jauh lebih mudah bagi orang muda. Saat seseorang berjalan dengan postur membungkuk, hilanglah keangkuhannya, menunjukkan bahwa ia tidak lagi berdaya mengontrol tubuhnya sendiri. Karenanya, ini juga merupakan hilangnya "keanggunan" seseorang. Yang dipegang wanita tua ini adalah potret dirinya di waktu muda Gejala-gejala penuaan tak terbatas pada ini saja. Orang-orang lanjut usia lebih gampang mengalami kehilangan rasa karena sel-sel saraf berhenti memperbarui diri setelah usia tertentu. Orang-orang lanjut usia menderita disorientasi ruang karena melemahnya respon mata yang terhadap intensitas cahaya. Hal ini sangat penting karena membuat terbatasnya penglihatan: kecemerlangan warna, posisi dan dimensi objek-objek menjadi kabur. Tak diragukan, ini adalah situasi sulit yang harus dihadapi para lanjut usia. Manusia mungkin saja tidak akan pernah mengalami kerusakan fisik akibat penuaan: dia mungkin saja tumbuh makin kuat dan sehat seiring dengan bertambahnya usia. Walau kita tidak lazim dengan model demikian, hidup yang lebih lama mungkin menawarkan berbagai kesempatan yang tak terduga bagi kehidupan yang penuh secara personal dan sosial. Waktu mungkin telah memperbaiki kualitas hidup, membuatnya jauh lebih menyenangkan daripada sebelumnya. Namun, sistem yang ditakdirkan sebagai yang terbaik bagi manusia adalah yang berdasarkan pada menurunnya kualitas hidup begitu seseorang semakin tua.

Inilah satu lagi bukti dari sifat fana dunia ini. Allah berulang kali mengingatkan kita tentang fakta ini di dalam Al Quran dan menyuruh orang-orang yang beriman memikirkannya: Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai perhiasannya, dan pemilik-pemilik-nya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan kepada orang-orang berfikir. (QS. Yunus, 10: 24)

Setelah suatu periode hidup di mana manusia menganggap dirinya kuat secara fisik dan mental dan memandang seluruh dunia dari sudut pandangnya sendiri, dia tiba-tiba melalui suatu masa di mana dia kehilangan banyak hal yang sebelumnya ia nikmati. Proses ini tak terelakkan dan tak dapat diubah. Ini tak lain karena Allah menciptakan dunia ini sebagai tempat sementara untuk hidup dan membuatnya tidak sempurna sebagai pengingat akan Hari Akhir. Pelajaran yang Ditarik dari Usia Lanjut Para Pesohor Menjadi tua tak dapat dielakkan. Tidak seorang pun, tanpa kecuali, dapat menghindarinya. Namun, mengamati bagaimana para pesohor menjadi tua mempunyai pengaruh yang lebih dalam bagi kita karena kemunduran fisik mereka dapat diamati secara terbuka. Menyaksikan penuaan dari orang-orang yang terkenal karena kemasyhuran, kekayaan, dan kecantikannya tentulah merupakan pengingat akan betapa pendek dan tidak berartinya hidup ini. Setiap hari kita dapat mengamati fakta ini dari ratusan contoh di sekitar kita. Seorang yang cerdas, sehat, dan terkenal, yang pernah menjadi simbol kecantikan atau kesuksesan, suatu hari akan muncul di koran, majalah, dan televisi dengan ketidakmampuan fisik atau mental. Inilah akhir yang akan ditemui hampir semua orang. Namun para pesohor punya tempat khusus di pikiran kita; bagaimana mereka menjadi tua dan kehilangan pesona lebih dalam menyentuh emosi. Pada halaman-halaman berikut, Anda akan melihat foto-foto dari sebagian para pesohor. Masing-masingnya merupakan bukti nyata bahwa bagaimanapun cantik, sukses, atau mudanya Anda, akhir yang tak terelakkan bagi manusia adalah usia tua.

 BRIGITTE BARDOT ELISABETH TAYLOR ANGELA LANSBURY MARLON BRANDO ALAIN DELON CHARLIE CHAPLINE
Kematian Manusia Hidup makin menjauh detik demi detik. Sadarkah Anda bahwa setiap hari membawa anda semakin dekat kepada kematian, atau bahwa kematian itu sama dekatnya kepada anda sebagaimana pada orang lain?
Sebagaimana disebutkan di dalam ayat, "Setiap jiwa akan merasakan mati; kepada Kamilah engkau akan dikembalikan", (QS Al Ankabuut, 27: 57)

setiap orang yang pernah muncul di dunia ini ditakdirkan untuk mati. Tanpa kecuali mereka semua, setiap orang, mati. Hari ini, kita hampir tak pernah mendapati jejak dari banyak orang yang telah meninggal dunia. Mereka yang hidup saat ini dan mereka yang akan hidup kelak juga akan menghadapi kematian pada hari yang telah ditentukan.

Walaupun begitu, manusia cenderung menganggap kematian sebagai peristiwa yang tidak mungkin terjadi. Bayangkanlah seorang bayi yang baru saja membuka matanya terhadap dunia dan seseorang yang akan mengembuskan nafas terakhir. Keduanya tidak dapat mengubah apa pun dari kelahiran dan kematian mereka sendiri. Hanya Allah yang memiliki kekuasaan untuk meniupkan nafas kehidupan atau mengambilnya. Semua manusia akan hidup sampai hari tertentu dan kemudian mati; di dalam Al Quran, Allah menceritakan tentang sikap yang umum ditunjukkan terhadap kematian dengan ayat-ayat berikut: Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Al Jumu’ah, 62: 8)

Kebanyakan manusia menghindari berpikir tentang kematian. Dalam pesatnya arus peristiwa sehari-hari, seseorang biasanya menyibukkan diri dengan hal-hal yang sama sekali berbeda: di mana hendak kuliah, di perusahaan mana akan bekerja, apa warna pakaian yang akan dikenakan besok pagi, apa yang akan dimasak untuk makan malam; inilah macam isu utama yang biasa kita pikirkan. Hidup dipandang sebagai proses rutin dari masalah-masalah kecil sedemikian. Usaha untuk berbicara tentang kematian selalu diinterupsi oleh mereka yang merasa tidak nyaman mendengar tentangnya. Karena menganggap kematian hanya akan datang setelah tua, orang tidak ingin merisaukan hal yang tidak menyenangkan seperti itu. Namun, harus tetap diingat bahwa tidak ada jaminan bahwa seseorang akan hidup sekadar satu jam lagi.

Setiap hari, manusia menyaksikan kematian orang-orang di sekitarnya, tetapi hanya sedikit berpikir tentang hari ketika kematiannya disaksikan orang-orang lain. Dia tidak pernah mengira akhir seperti itu sedang menunggunya! Bagaimanapun juga, ketika kematian mendatangi manusia, semua "kenyataan" hidup tiba-tiba lenyap. Tidak ada sisa dari "masa lalu yang menyenangkan" yang bertahan di dunia ini. Pikirkanlah segala sesuatu yang dapat Anda lakukan sekarang juga: Anda dapat mengedipkan mata, menggerakkan tubuh, berbicara, tertawa; semua ini adalah fungsi tubuh Anda. Sekarang pikirkanlah tentang keadaan dan bentuk tubuh Anda setelah kematian. Sejak detik Anda mengembuskan nafas terakhir, Anda akan menjadi tak lebih dari "seonggok daging". Tubuh Anda yang diam dan tak bergerak, akan dibawa ke rumah mayat. Di sana , tubuh Anda akan dimandikan untuk terakhir kalinya. Dengan keadaan terbungkus kain kafan, jenazah Anda akan dibawa di dalam peti mati ke pemakaman. Begitu jenazah Anda berada di dalam kubur, tanah akan menutupi Anda. Inilah akhir dari kisah tentang Anda. Mulai sekarang, Anda hanyalah salah satu nama yang tertulis di nisan pekuburan. Sebelum terjadi perusakan pada jasad Mata menjadi ungu setelah kematian Jasad yang hangus terbakar Jenazah yang dimakan cacing di dalam kubur Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh! (QS. An-Nisaa’, 4: 78)

selama beberapa bulan dan tahun pertama, kuburan Anda akan sering dikunjungi. Seiring berjalannya waktu, makin sedikit orang yang datang. Sepuluh tahun kemudian, tak ada lagi yang datang. Sementara itu, anggota keluarga dekat Anda akan melalui segi lain dari kematian Anda. Di rumah, kamar dan tempat tidur Anda akan kosong. Setelah pemakaman, hanya sedikit barang-barang kepunyaan Anda yang akan disimpan di rumah: kebanyakan pakaian, sepatu, dan lain-lain milik Anda akan diberikan kepada mereka yang memerlukannya. Berkas-berkas Anda di kantor administrasi umum akan dihapus atau diarsipkan. Selama tahun-tahun pertama, sebagian orang akan berkabung untuk Anda. Namun, waktu akan mengikis kenangan yang Anda tinggalkan. Empat atau lima puluh tahun kemudian, hanya tinggal sedikit orang yang ingat akan Anda. Tak lama, generasi baru akan datang dan tidak seorang pun dari generasi Anda yang tersisa di muka bumi. Apakah Anda diingat atau tidak, tidak akan berharga bagi Anda. Sementara semua ini berlangsung di muka bumi, jenazah di bawah tanah akan melalui proses pembusukan yang cepat. Segera setelah Anda berada di dalam kubur, bakteri dan serangga yang berkembang biak di dalam jenazah karena tiadanya oksigen akan mulai berfungsi. Gas-gas yang dikeluarkan dari organisme-organisme ini akan menggembungkan tubuh, mulai dari bagian perut, mengubah bentuk dan penampilannya. Busa bercampur darah akan meletup keluar dari mulut dan hidung karena tekanan gas-gas pada diafragma. Begitu proses perusakan ini terjadi, rambut tubuh, kuku, telapak tangan dan kaki akan rontok. Mengikuti perubahan luar ini, di dalam tubuh, organ-organ dalam seperti paru-paru, jantung, dan hati juga akan membusuk. Sementara itu, adegan yang paling mengerikan berlangsung di dalam perut, di mana kulit tidak dapat lagi menahan tekanan gas-gas dan tiba-tiba meletus, menyebarkan bau busuk yang tak tertahankan. Mulai dari tengkorak, otot-otot akan berlepasan dari tempat-tempat asalnya. Kulit dan jaringan-jaringan lunak akan hancur sama sekali. Otak akan membusuk dan mulai tampak seperti tanah liat. Proses ini akan terus berlanjut sampai seluruh tubuh tinggal kerangka. Tidak ada kesempatan untuk kembali lagi ke kehidupan lama. Berkumpul bersama keluarga di meja makan, bermasyarakat, atau memiliki pekerjaan yang terhormat tidak akan pernah mungkin lagi terjadi. Pendeknya, "tumpukan daging dan tulang" yang kita beri identitas tersebut akan menghadapi akhir yang menjijikkan. Di sisi lain, Anda — atau tepatnya, jiwa Anda —akan meninggalkan tubuh ini segera setelah Anda mengembuskan nafas terakhir. Sisa dari diri Anda —jasad — akan menjadi bagian dari tanah. Ya, tetapi apa alasan terjadinya segala hal ini?

Jika Allah berkehendak, tubuh Anda tidak akan pernah membusuk seperti itu. Dalam peristiwa itu sebenarnya terkandung sebuah pesan yang sangat penting. Akhir yang dahsyat yang menunggu manusia seharusnya membuatnya mengakui bahwa dia bukanlah sesosok tubuh, tetapi sebentuk jiwa yang "berdiam" di dalam tubuh. Dengan kata lain, manusia harus mengakui bahwa dia memiliki keberadaan di luar tubuhnya. Lebih jauh lagi, manusia harus memahami kematian jasadnya yang ia coba miliki seolah ia akan abadi di dunia fana ini. Namun jasad ini, yang ia anggap teramat penting, akan membusuk dan dimakan cacing suatu hari dan akhirnya tinggal kerangka. Hari itu mungkin saja sangat dekat. Walau ada fakta-fakta ini, proses mental manusia cenderung untuk mengesampingkan apa yang tidak ia sukai atau ingini. Bahkan ia cenderung untuk menolak keberadaan hal-hal yang tak ingin hadapi. Kecenderungan ini paling jelas tatkala menyangkut kematian. Hanya penguburan atau kematian mendadak dari keluarga dekatlah yang membawa kenyataan ini ke pikiran. Hampir setiap orang menganggap maut jauh dari dirinya. Dianggapnya mereka yang meninggal dalam tidurnya atau karena kecelakaan adalah orang lain dan apa yang mereka hadapi tidak akan pernah menimpa dirinya! Setiap orang mengira dirinya terlalu muda untuk mati dan masih hidup bertahun-tahun lagi. Namun mungkin sekali, orang-orang yang meninggal dalam perjalanan ke sekolah atau tergesa-gesa menghadiri rapat bisnis berpikir begitu. Mereka barangkali tidak pernah berpikir bahwa koran hari berikutnya akan memberitakan kematian mereka. Sangatlah mungkin bahwa, saat Anda membaca baris-baris ini, Anda masih tidak menyangka akan meninggal segera setelah Anda menyelesaikannya atau sekadar memikirkan kemungkinan bahwa hal itu terjadi. Barangkali Anda merasa bahwa masih terlalu muda untuk meninggal karena masih banyak hal yang harus diwujudkan. Namun, ini hanyalah suatu pengelakan dari kematian dan merupakan upaya gagal untuk melarikan diri darinya: Katakanlah: "Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja." (QS. Al Ahzab, 33: 16)

Manusia yang diciptakan dalam kesendirian hendaknya menyadari bahwa dia juga kan mati dalam kesendirian. Namun, sepanjang hidupnya, ia hidup bagai kecanduan harta benda. Tujuan hidupnya semata-mata untuk memiliki lebih banyak lagi. Namun, tidak seorang pun dapat membawa harta bendanya ke dalam kubur. Tubuh dikuburkan terbungkus dalam kafan yang terbuat dari kain termurah. Jasad muncul ke dunia ini sendirian dan meninggalkannya dengan cara yang sama. Satu-satunya harta yang dapat dibawa seseorang bersamanya saat kematian adalah keimanan atau kekafirannya.

Kehidupan di dunia ini@MasKhay

KEHIDUPAN DI DUNIA INI
https://maskhay1922.blogspot.co.id/



Alam semesta kita sangatlah teratur. Miliaran bintang dan galaksi bergerak dalam orbit mereka masing-masing dengan serasi. Galaksi terdiri dari hampir 300 miliar bintang yang saling berpindah sesamanya dan, yang mengagumkan, selama perpindahan dahsyat ini tidak terjadi satu pun tabrakan. Keteraturan tersebut menyebabkan tabrakan tidak terjadi.

Lebih hebat lagi, kecepatan benda-benda di alam semesta berada di luar batas imajinasi manusia. Dimensi fisik luar angkasa sangatlah besar jika dibandingkan dengan pengukuran yang digunakan di bumi. Bintang-bintang dan planet-planet, dengan massa miliaran atau triliunan ton, dan galaksi, dengan ukuran yang hanya dapat dipahami dengan bantuan rumus-rumus matematika, seluruhnya berputar dalam jalurnya masing-masing di ruang angkasa dengan kecepatan yang luar biasa. Sebagai contoh, bumi berotasi terhadap sumbunya sehingga titik-titik di permukaannya bergerak dengan kecepatan rata-rata sekitar 1.670 km per jam. Kecepatan linear rata-rata bumi dalam orbitnya mengelilingi matahari adalah 108.000 km per jam. Namun, angka-angka ini hanyalah mengenai bumi. Kita mendapati angka-angka yang jauh lebih besar saat memeriksa dimensi di luar sistem tata surya.

Di alam semesta, seiring bertambahnya ukuran sistem, kecepatannya pun meningkat. Tata surya berevolusi mengelilingi pusat galaksi pada kecepatan 720.000 km per jam. Kecepatan Bima Sakti sendiri, yang terdiri dari sekitar 200 miliar bintang, adalah 950.000 km per jam. Pergerakan yang terus-menerus ini tidak dapat dibayangkan manusia. Bumi, bersama sistem tata suryanya, setiap tahun bergerak 500 juta km menjauh dari lokasinya pada tahun sebelumnya. Terdapat kesetimbangan yang luar biasa dalam seluruh gerakan dinamis ini dan hal tersebut mengungkapkan bahwa kehidupan di bumi berlandaskan pada keseimbangan yang sangat cermat. Pergeseran yang sangat sedikit pun pada orbit benda-benda langit, bahkan hanya beberapa milimeter, dapat membawa akibat yang sangat serius. Beberapa di antaranya dapat sangat mengganggu sehingga kehidupan di bumi tidak mungkin terjadi. 

Dalam sistem yang di dalamnya terdapat kesetimbangan sekaligus kecepatan yang luar biasa itu, kecelakaan raksasa dapat terjadi kapan pun. Meski demikian, fakta bahwa kita menjalani hidup kita secara wajar di planet ini membuat kita lupa akan bahaya besar yang ada di alam semesta. Keteraturan alam semesta kini dengan jumlah tabrakan yang kita tahu yang hampir dapat diabaikan, langsung membuat kita berpikir bahwa kita dikelilingi oleh suatu lingkungan yang sempurna, stabil, dan aman.

islam tidak tertegak dengan kata kata@MasKhay

Islam Tidak Tertegak Dengan Kata-Kata
Oleh: Muhammad Ahmad Rasyid
 By  : MasKhay1922



Masyarakat di setiap darsawarsa adalah reflaksi kepada keperibadian kumpulan yang memimpin manusia dalam periode tersebut, melebihi reflaksi undang-undang yang digubal untuk menyusun kehidupan dalam aspek-aspek politik, ekonomi dan kemasyarakatan.


Fenomena ini disebabkan oleh dua perkara:

1. Kefahaman, akhlak, dan tabiat memberi kesan-kesan spritual yang lebih mendalam daripada arahan yang dipaksa agar dilaksananakan melalui kekuatan seperti penguatkuasaan undang-undang. Ia juga menanamkan pengertian tauladan yang tidak boleh digarap oleh kekuasaan.

2. Falsafah, kesusasteraan, dailog dan hujah fuqaha’ mengetuk pasak akal, perasaan dan roh, lalu meninggalkannya dalam pendirian menerima atau menolak. Ketegasan yang kaku tidak pernah berupaya untuk menakluk hati, dan juga tidak ada tempat untuk rasa kasih dan cita. Dari sini dapat diketahui bahawa seutuh-utuh undang-undang atau syariat ialah undang-undang atau syariat yang disokong dibelakangnya oleh kepercayaan pemimpin yang melaksanakannya. Kerana helah, putar belit atau pencabulan adalah pendekatan yang digunakan oleh pemimpin ketika mana ia tidak mendapat sokongan. Oleh kerana itu tidak berlaku, Islam tanpa muslimin atau iman tanpa mukminin. Kehidupan Islam tidak akan terbina oleh nas syarak semata-mata, tetapi tiang-tiang Islam ditegakkan oleh kepimpinan daripada kalangan orang-orang yang beriman yang mempunyai kesan yang sepadu, dari kalangan tokoh pengurusan, politikus, ekonomis, industri, fuqaha’, hakim-hakim, sasterawan dan intelektual. Yang mengetuai mereka ialah seorang lelaki yang mengumpul semua kelebihan dan memiliki kepekaan yang syumul. Tidak ada peluang bagi undang-undang Islam untuk melakukan perubahan, tanpa ada memiliki hati yang tersengat dan menganggap perlaksanaan undang-undang Islam satu ibadat.

Kefahaman ini bukanlah suatu yang baru. Tetapi ia adalah konsep lama yang telah diperjelaskan oleh para fuqaha’ salaf. Kerana mereka memahami bahwa para wali Allah yang menolong dan membantu agama-Nya terdapat di kalangan seluruh golongan umat Muhammad (s.a.w.), selagi mereka tidak tergolong daripada kalangan orang yang melakukan bid’ah dan kefasikan yang nyata. Jadi mereka terdapat di kalangan ahli al-Quran dan ahli ilmu. Mereka terdapat di kalangan ahli jihad dan peperangan. Mereka juga terdapat dari kalangan para peniaga, ahli pertukangan dan peladang. Imam Ahmad Merasa Pelik Ketika Imam Ahmad bin Hanbal melihatdengan pandangan hatinya, beliau melihat berlaku penyisihan kepada orang yang thiqah (adil) sedangkan golongan yang tidak disenangi, ditabalkan. Memberi kedudukan kepada ahli bid’ah dan penyerahan tugas kepada orang yang tidak layak, beliau berkata: “Pada hari ini, jika kamu melihat sesuatu yang lurus betul, maka kamu hendaklah merasa hairan dan takjub kepadanya.” Kehairanan ini ada rasional kebenarannya . 

Apabila hawa nafsu telah mengatasi iman dalam recommendation yang dilakukan terhadap seseorang untuk satu satu jawatan sehingga seseorang dipuji; “alangkah berakalnya dia” , “alangkah pintarnya dia” dan “alangkah penyabarnya dia” , sedangkan di dalam hatinya tiada keimanan sekali pun sebesar biji sawi. Sehingga terjadi orang-orang zalim dilantik memegang kementerian dan berada di pusat kuasa, serta orang-orang jahil memimpin dan mengetuai majlis-majlis ilmu. Sehingga para ahli sejarah bersepakat bahwa punca segala fenomena kelemahan umat Islam adalah pada kecacatan sifat para perlaksana. 

Iktibar Daripada Tragedi Tragedi keruntuhan Daulah Abbasiyyah tidak berlaku melainkan sebagai natijah semulajadi daripada keadaan penyelewengan yang telah mencapai kemuncaknya. Tiada siapa yang dapat memberikan peringatan dan amaran sebagaimana peringatan dan amaran yang telah diberikan oleh tragedi tersebut. Walaupun demikian, tragedi tersebut tetap menutup pintu hati orang-orang yang terselamat daripada keganasan Tatar untuk mengambil iktibar, seperti muslimin di Syam dan di Mesir. Oleh sebab itulah Syam dan Mesir menyaksikan berbagai-bagai jenis kelemahan dan kekurangan yang amat memeritkan. 

Ibnu al-Qayyim telah mengucapkan satu ungkapan yang bersejarah. Ia menggambarkan keadaan yang berlaku pada masa itu. Beliau menyimpulkan bahawa punca kebatilan yang dilakukan golongan batil adalah kerana tipu daya syaitan yang merupakan musuh manusia dan selaras dengan analisis Islam terhadap pertarungan yang berlaku di antara kebaikan dan keburukan, serta bersesuaian dengan akidah Islam. Pertembungan Islam Dan Jahiliah Beliau menyebut bagaimana syaitan menemui satu kumpulan pengikutnya. “Lalu syaitan itu membentuk daripada mereka satu kumpulan (hizb) yang menyokongnya dan berwala’kan kepadanya dengan membelakangi Tuhan mereka yang sebenar (Allah). Mereka telah menjadi musuh kepada Tuhan mereka yang sebenar bersama dengan syaitan yang memangpun sudah menjadi musuh kepada Tuhannya. Mereka menyeru kepada kemurkaan-Nya. Mencacat cederakan rububiyyah, uluhiyyah dan keesaan-Nya. Mereka mencela dan mendustakan-Nya. Mereka memfitnah dan menyusahkan para wali-Nya dengan berbagai-bagai jenis kesusahan. Mereka berusaha untuk menghapuskan para wali-Nya daripada kewujudan ini. Mereka juga berusaha keras untuk mendirikan satu negara buat mereka.” Apa yang menarik di dalam petikan di atas ialah beberapa perkataan dan istilah yang digunakan oleh Ibn al-Qayyim, seolah-olah beliau menyifatkan tabiat pertarungan yang sedang berlaku di antara gerakan-gerakan Islam dengan kem jahiliyyah. Beliau menyebut perkataan kumpulan (hizb), fitnah, kesusahan, penghapusan dan penegakan negara batil. Perkataan-perkataan ini menawan keprihatinan anda, agar anda memberikan perhatian atau tertarik kepada persamaan bentuk peperangan dan pertarungan yang sedang anda hadapi, sebagaimana yang telah dihadapi oleh generasi Ibn al-Qayyim dan sebagaimana yang telah dialami oleh kumpulan yang bersama dengan Imam Ahmad ibnu Hanbal (r.a.)

Pertarungan yang kita lihat, bukanlah suatu yang baru, Ia adalah pelampauan, tetapi dengan nama-nama yang baru. Pertarungan di antara beberapa kumpulan yang saling bercakaran, Tetapi apabila untuk menentang agama, mereka bersatu. Pertarungan yang berlaku hari ini adalah pertarungan politik kepartian yang tersusun bagi mendirikan negara jahiliyyah. Mereka sebenarnya telah mendirikannya. Pertarungan mereka berterusan untuk mengekalkan kewujudan negara tersebut, untuk mengukuhkannya dan mendidik generasi baru di atas kekufuran. Hakikatnya ia bukanlah kerosakan akhlak, kejahatan dan kegilaan yang hanya boleh ditangani dengan nasihat (ceramah) para pendakwah sahaja.

Dalam keadaan ini, golongan yang mempunyai ghirah (semangat) Islam dan akidah keimanan di setiap tempat hendaklah saling tolong menolong, menyusun tenaga dan strategi, menyempurnakan kekurangan tarbawi dan memperbanyakkan bilangan, di dalam proses melakukan ‘penyelamatan’ melalui praktis jihad politik yang tersusun untuk menegakkan negara Islam yang dipimpin oleh para du’at yang haraki. Membutakan Mata Setiap muslim dituntut untuk memberikan sedikit impak dan turut serta membawa kebaikan di dalam proses ‘penyelamatan’ ini berdasarkan kemampuannya. 

Tiada makna kehidupan seseorang yang berpendirian negatif. Dia hanya mendapat kenikmatan di dunia ini, dengan makan, minum dan wanita, sedang dia tidak berusaha untuk memperlihatkan pendiriannya terhadap ahli fikir di sekitarnya. Para politikus di kiri kanannya juga sedang bertarung; ada yang baik dan ada yang jahat, sedang dia hanya menjadi penonton sahaja. Sikap negatif, suka mengasingkan diri dan hanya menjadi penonton ini, adalah ungkapan singkat berupa sindiran yang tidak disukai oleh Abdul Rahim bin al-Ikhwah al-Shaibani, seorang penyair dan ahli tafsir. Beliau menganggapnya sebagai kematian. Di sisinya, seseorang manusia dan pedang, jika tidak memberikan sebarang kesan atau impak, walaupun hidup ia adalah mati, walaupun ia dihunuskan, ia adalah bersarung. Al-Rafie pergi lebih jauh. Beliau melihat tiada sebarang alasan bagi kewujudan seseorang yang berpendirian negatif. Beliau memberi amaran kepada anda tentang keperluan bersikap jelas dan terang. Kerana jika anda tidak menambah sesuatu (kesan atau impak) kepada dunia ini, maka anda adalah barang lebihan kepada dunia ini. Inilah keadaan orang yang disengat hatinya ketika melihat kesejukan ummat Islam. Sengatan itu melupakannya daripada mengingati lafaz-lafaz yang lembut. Hilang dari ingatannya bahawa anda tidak mampu mendengar ungkapan yang berterus terang, lalu dia berkeras terhadap anda sedangkan anda tidak berdaya menanggungnya!

Mengenal Rosul@MasKhay

MENGENAL NABI MUHAMMAD
SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM
https://maskhay1922.blogspot.co.id/




Beliau adalah Muhammad bin 'Abdullah, bin 'Abdul Muthallib, bin Hasyim. Hasyim adalah termasuk suku Quraisy, suku Quraisy termasuk bangsa Arab, sedang bangsa Arab adalah termasuk keturunan Nabi Isma'il, putera Nabi Ibrahim Al-Khalil. Semoga Allah melimpahkan kepadanya dan kepada Nabi kita sebaik-baik shalawat dan salam. Beliau berumur 63 tahun, diantaranya 40 tahun sebelum beliau menjadi nabi dan 23 tahun sebagai nabi dan rasul. Beliau diangkat sebagai nabi dengan "Iqra" yakni surah Al-'Alaq : 1-5, dan diangkat sebagai rasul dengan surah Al-Mudatstsir. 

 Tempat asal beliau adalah Makkah. Beliau diutus Allah untuk menyampaikan peringatan menjauhi syirik dan mengajak kepada tauhid. Dalilnya, firman Allah Ta'ala. "Artinya : Wahai orang yang berselimut ! Bangunlah, lalu sampaikanlah peringatan. Agungkanlah Tuhanmu. Sucikalah pakaianmu. Tinggalkanlah berhala-berhala itu. Dan janganlah kamu memberi, sedang kamu menginginkan balasan yang lebih banyak. Serta bersabarlah untuk memenuhi perintah Tuhanmu". (Al-Mudatstsir : 1-7) Pengertian : 
* "Sampaikanlah peringatan", ialah menyampaikan peringatan menjauhi syirik dan mengajak kepada tauhid. 
* "Agungkanlah Tuhanmu". Agungkanlah Ia dengan berserah diri dan beribadah kepada-Nya semata-mata. * "Sucikanlah pakaianmu", maksudnya ; Sucikanlah segala amalmu dari perbuatan syirik. 
* "Tinggalkanlah berhala-berhala itu", artinya : Jauhkan dan bebaskan dirimu darinya serta orang-orang yang memujanya. Beliaupun melaksanakan perintah ini dengan tekun dan gigih selama sepuluh tahun, mengajak kepada tauhid. 

Setelah sepuluh tahun itu beliau di mi'rajkan (diangkat naik) ke atas langit dan disyari'atkan kepada beliau shalat lima waktu. Beliau melakukan shalat di Makkah selama tiga tahun. Kemudian, sesudah itu, beliau diperintahkan untuk berhijrah ke Madinah. Hijrah, pengertiannya, ialah : 

Pindah dari lingkungan syirik ke lingkungan Islami. Hijrah ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan umat Islam. Dan kewajiban tersebut hukumnya tetap berlaku sampai hari kiamat. Dalil yang menunjukkan kewajiban hijrah, yaitu firman Allah Ta'ala. "Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan oleh malaikat dalam keadaan zhalim terhadap diri mereka sendiri[1], kepada mereka malaikat bertanya :
Dalam keadaan bagaimana kamu ini .? 'Mereka menjawab : Kami adalah orang-orang yang tertindas di negeri (Makkah). 
Para malaikat berkata : 'Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah (kemana saja) di bumi ini ?. Maka mereka itulah tempat tinggalnya neraka Jahannam dan Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. Akan tetapi orang-orang yang tertindas di antara mereka, seperti kaum lelaki dan wanita serta anak-anak yang mereka itu dalam keadaan tidak mampu menyelamatkan diri dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), maka mudah-mudahan Allah memaafkan mereka. 

 cvDan Allah adalah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun". (An-Nisaa : 97-99). Dan firman Allah Ta'ala. "Artinya : Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman ! Sesungguhnya, bumi-Ku adalah luas, maka hanya kepada-Ku saja supaya kamu beribadah". (Al-Ankabuut : 56). Al-Baghawai[2], Rahimahullah, berkata :"Ayat ini, sebab turunnya, adalah ditujukan kepada orang-orang muslim yang masih berada di Makkah, yang mereka itu belum juga berhijrah. Karena itu, Allah menyeru kepada mereka dengan sebutan orang-orang yang beriman". Adapun dalil dari Sunnah yang menunjukkan kewajiban hijrah, yaitu sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. "Artinya : Hijrah tetap akan berlangsung selama pintu taubat belum ditutup, sedang pintu taubat tidak akan ditutup sebelum matahari terbit dari barat". (Hadits Riwayat Imam Ahmad dalam Al-Musnad, jilid 4, hal. 99. Abu Dawud dalam Sunan-nya, kitab Al-Jihad, bab 2, dan Ad-Darimi dalam Sunan-nya, kitab As-Sam, bab 70). 

Setelah Nabi Muhammad menetap di Madinah, disyariatkan kepada beliau zakat, puasa, haji, adzan, jihad, amar ma'ruf dan nahi mungkar, serta syariat-syariat Islam lainnya. Beliau-pun melaksanakan untuk menyampaikan hal ini dengan tekun dan gigih selama sepuluh tahun. Sesudah itu wafatlah beliau, sedang agamanya tetap dalam keadaan lestari. Inilah agama yang beliau bawa : Tiada suatu kebaikan yang tidak beliau tunjukkan kepada umatnya dan tiada suatu keburukan yang tidak beliau peringatkan kepada umatnya supaya di jauhi.

Kebaikan yang beliau tunjukkan ialah tauhid serta segala yang dicintai dan diridhai Allah, sedang keburukan yang beliau peringatkan supaya dijauhi ialah syirik serta segala yang dibenci dan tidak disenangi Allah. Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, diutus oleh Allah kepada seluruh umat manusia, dan diwajibkan kepada seluruh jin dan manusia untuk mentaatinya. Allah Ta'ala berfirman. "Artinya : Katakanlah. 'Wahai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kamu semua". (Al-Araaf : 158).

Dan melalui beliau, Allah telah menyempurnakan agama-Nya untuk kita, firman Allah Ta'ala. "..Pada hari ini[3], telah Aku sempurnakan untukmu agamamu dan Aku lengkapkan kepadamu ni'mat-Ku serta Aku ridhai Islam itu menjadi agama bagimu". (Al-Maaidah : 3). Adapun dalil yang menunjukkan bahwa beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam juga wafat, ialah firman Allah Ta'ala. "Artinya :Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka-pun akan mati (pula). Kemudian, sesungguhnya kamu nanti pada hari kiamat berbantah- bantahan di hadapan Tuhanmu". (Az-Zumar : 30-31). Manusia sesudah mati, mereka nanti akan dibangkitkan kembali. Dalilnya firman Allah Ta'ala. "Artinya : Berasal dari tanahlah kamu telah Kami jadikan dan kepadanya kamu Kami kembalikan serta darinya kamu akan Kami bangkitkan sekali lagi" (Thaa-haa : 55). Dan firman Allah Ta'ala. "Artinya :

Dan Allah telah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya, kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalamnya (lagi) dan (pada hari Kiamat) Dia akan mengeluarkan kamu dengan sebenar-benarnya". (Nuh : 17-18). Setelah manusia dibangkitkan, mereka akan di hisab dan diberi balasan sesuai dengan amal perbuatan mereka, firman Allah Ta'ala. "Artinya : Dan hanya kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat buruk sesuai dengan perbuatan mereka dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan (pahala) yang lebih baik (surga)".(An-Najm : 31). Barangsiapa yang tidak mengimani kebangkitan ini, maka dia adalah kafir, firman Allah Ta'ala. "Artinya : (Kami telah mengutus) rasul-rasul menadi penyampai kabar gembira dan pemberi peringatan, supaya tiada lagi suatu alasan bagi menusia membantah Allah sebelum (diutusnya), serta beliulah penutup para nabi". (An-Nisaa : 165). "Artinya : Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka tidak akan dibangkitkan. Katakan : 'Tidaklah demikian. Demi Tuhanku, kamu pasti akan dibangkitkan dan niscaya akan diberitakan kepadamu apapun yang telah kamu kerjakan. Yang demikian itu adalah amat mudah bagi Allah". (At-Taghaabun : 7). 

Allah telah mengutus semua rasul sebagai penyampai kabar gembira dan pemberi peringatan. Sebagaimana firman Allah Ta'ala. "Artinya : (Kami telah mengutus) rasul-rasul menjadi penyampai kabar gembira dan pemberi peringatan supaya tiada lagi suatu alasan bagi manusia membantah Allah setelah (diutusnya) para rasul itu .." (An-Nisaa : 165). Rasul pertama adalah Nabi Nuh 'Alaihissalam[4], Dan rasul terkahir adalah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, serta beliaulah penutup para nabi. Dalil yang menunjukkan bahwa rasul pertama adalah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, firman Allah Ta'ala. "Artinya : Sesungguhnya Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan para nabi sesudahnya .." (An-Nisaa : 163).

Dan Allah telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul, mulai dari Nabi Nuh sampai Nabi Muhammad, dengan memerintahkan mereka untuk beribadat kepada Allah semata-mata dan melarang mereka beribadah kepada thagut. Allah Ta'ala berfirman. "Artinya : Dan sesungguhnya, Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul (untuk menyerukan) :'Beribadahlah kepada Allah (saja) dan jauhilah thagut itu ..". (An-Nahl : 36). Dengan demikian, Allah telah mewajibkan kepada seluruh hamba-Nya supaya bersikap kafir terhadap thagut dan hanya beriman kepada-Nya. Ibnu Al-Qayyim[5], Rahimahullah Ta'ala, telah menjelaskan pengertian thagut tersebut dengan mengatakan. "Artinya : Thagut, ialah setiap yang diperlakukan manusia secara melampui batas (yang telah ditentukan oleh Allah), seperti dengan disembah, atau diikuti atau dipatuhi". Dan thagut itu banyak macamnya, tokoh-tokohnya ada lima :

1. Iblis, yang telah dilaknat oleh Allah. 
2. Orang yang disembah, sedang dia sendiri rela. 
3. Orang yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya.
4. Orang yang mengaku tahu sesuatu yang ghaib, dan
5. Orang yang memutuskan sesuatu tanpa berdasarkan hukum yang telah diturunkan oleh Allah. Allah Ta'ala berfirman. "Artinya : Tiada paksaan dalam (memeluk) agama ini. Sungguh telah jelas kebenaran dari kesesatan. Untuk itu, barangsiapa yang ingkar kepada thagut dan beriman kepada Allah, maka dia benar-benar telah berpegang teguh dengan tali yang terkuat, yang tidak akan terputus tali itu. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui". (Al-Baqarah : 256).

Ingkar kepada semua thagut dan iman kepada Allah saja, sebagaimana dinyatakan dalam ayat tadi, adalah hakekat syahadat "Laa Ilaaha Ilallah". Dan diriwayatkan dalam hadits, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. "Artinya : Pokok agama ini adalah Islam[6], dan tiangnya adalah shalat, sedang ujung tulang punggungnya adalah jihad fi sabilillah". (Hadits Shahih riwayat Ath-Thabarani dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhu, dan riwayat At-Tirmidzi dalam Al-Jaami Ash-Shahih, kitab Al-Imaan, bab 8). Hanya Allah-lah Yang Mahatau. Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan Allah kepada Nabi Muhammad kepada keluarga dan para sahabatnya.

1. Yang dimaksud dengan orang-orang yang zhalim terhadap diri mereka sendiri dalam ayat ini, ialah orang-orang penduduk Makkah yang sudah masuk Islam tetapi mereka tidak mau hijrah bersama Nabi, padahal mereka mampu dan sanggup. Mereka ditindas dan dipaksa oleh orang-orang kafir supaya ikut bersama mereka pergi ke perang Badar, akhirnya ada diantara mereka yang terbunuh.

2. Abu Muhammad Al-Husein bin Mas'ud bin Muhammad Al-Farra' atau Ibnu Al-Farra'. Al Baghawi (436-510H - 1044-1117M). Seorang ahli dalam bidang fiqh, hadits dan tafsir. Di antara karyanya : At-Tahdziib (fiqh), Syarh As-Sunnah (hadits), Lubaab At-Ta'wiil fi Ma'aalim At-Tanziil (tafsir).

3. Maksudnya, adalah hari Jum'at ketika wukuf di Arafah, pada waktu Haji Wada.

4. Selain dalil dari Al-Qur'an yang disebutkan Penulis, yang menunjukkan bahwa Nabi Nuh adalah rasul pertama, di sana juga ada hadits shahih yang menyatakan bahwa Nabi Nuh adalah rasul pertama yang di utus kepada penduduk bumi ini, seperti hadits riwayat Al-Bukhari dalam Shahih-nya kitab Al-Anbiya, bab 3 dan riwayat Muslim dalam Shahih-nya kitab Al-Iman, bab. 84. Adapun Nabi Adam Alaihissalam, menurut sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Dzar Al-Ghifari, Radhiyallahu anhu. Beliau adalah nabi pertama. Dan disebutkan dalam hadits ini bahwa jumlah para nabi ada 124 ribu orang, dari jumlah tersebut sebagai rasul 315 orang, dan dalam riwayat lain disebutkan 310 orang lebih. Lihat : Imam Ahmad, Al-Musnad, jilid 5, hal. 178, 179 dan 265.

5. Abu Abdillah : Muhammad bin Abu Bakar, bin Ayyub, bin Said, Az-Zur'i,Ad-Dimasqi, terkenal dengan Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyyah (691-751H - 1292 - 1350M). Seorang ulama yang giat dan gigih dalam mengajak umat Islam pada zamannya untuk kembali kepada tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah serta mengikuti jejak para Salaf Shalih. Mempunyai banyak karya tulsi, antara lain : Madaarij As-Salikin, Zaad Al-Ma'aad, Thariiq Al-Hijratain wa Baab As-Sa'aadatain, At-Tibyaan fi Aqwaam Al-Qur'aan, Miftah Daar As-Sa'aadah.

Mengenal islam@MasKhay

MENGENAL ISLAM
https://maskhay1922.blogspot.co.id/



Islam, ialah berserah diri kepada Allah dengan tauhid dan tunduk kepada-Nya dengan penuh kepatuhan akan segala perintah-Nya serta menyelamatkan diri dari perbuatan syirik dan orang-orang yang berbuat syirik. Dan agama Islam, dalam pengertian tersebut, mempunyai tiga tingkatan, yaitu : Islam, Iman dan Ihsan, masing-masing tingkatan mempunyai rukun-rukunnya.

I. Tingkatan Islam Adapun tingkatan Islam, rukunnya ada lima :

1. Syahadat (pengakuan dengan hati dan lisan) bahwa "Laa Ilaaha Ilallaah" (Tiada sesembahan yang haq selain Allah) dan Muhammad adalah Rasulullah.
2. Mendirikan shalat.
3. Mengeluarkan zakat.
4. Shiyam pada bulan Ramadhan.
5. dan Haji ke Baitullah Al-Haram.

1. Dalil Syahadat. Firman Allah Ta'ala. "Artinya : Allah menyatakan bahwa tiada sesembahan (yang haq) selain Dia, dengan senantiasa menegakkan keadilan (Juga menyatakan demikian itu) para malaikat dan orang-orang yang berilmu. Tiada sesembahan (yang haq) selain Dia. Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (Al-Imraan : 18). "Laa Ilaaha Ilallaah"' artinya : Tiada sesembahan yang haq selain Allah. Syahadat ini mengandung dua unsur : menolak dan menetapkan. "Laa Ilaaha", adalah menolak segala sembahan selain Allah. "Illallaah" adalah menetapkan bahwa penyembahan itu hanya untuk Allah semata-mata, tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu didalam penyembahan kepada-Nya, sebagaimana tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu di dalam kekuasaan-Nya.

Tafsiran syahadat tersebut diperjelas oleh firman Allah Subhanahu wa Ta'ala. "Artinya : Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kepada kaumnya : 'Sesungguhnya aku menyatakan lepas dari segala yang kamu sembah, kecuali Tuhan yang telah menciptakan-ku, karena sesungguhnya Dia akan menunjuki'. Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka senantiasa kembali (kepada tauhid)". (Az-Zukhruf : 26-28). "Artinya : Katakanlah (Muhammad) : 'Hai ahli kitab ! Marilah kamu kepada suatu kalimat yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, yaitu ; hendaklah kita tidak menyembah selain Allah dan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya serta janganlah sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka :'Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang muslim (menyerahkan diri kepada Allah)". (Ali 'Imran : 64).

Adapun dalil syahadat bahwa Muhammad adalah Rasulullah. Firman Allah Ta'ala. "Artinya : Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kalangan kamu sendiri, terasa berat olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) untukmu, amat belas kasihan lagi penyayang kepada orang-orang yang beriman". (Alt-Taubah : 128).

Syahadat bahwa Muhammad adalah Rasulullah, berarti : mentaati apa yang diperintahkannya, membenarkan apa yang diberitakannya, menjauhi apa yang dilarang serta dicegahnya, dan menyembah Allah hanya dengan cara yang disyariatkannya.

2. Dalil Shalat dan Zakat serta tafsiran Tauhid. Firman Allah Ta'ala. "Artinya : Padahal mereka tidaklah diperintahkan kecuali supaya beribadah kepada Allah, dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya lagi bersikap lurus, dan supaya mereka mendirikan Shalat serta mengeluarkan Zakat. Demikian itulah tuntunan agama yang lurus". (Al-Bayyinah : 5).

3. Dalil Shiyam Firman Allah Ta'ala. "Artinya : Wahai orang-orang yang beriman ! Diwajibkan kepada kamu untuk melakukan shiyam, sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa". (Al-Baqarah : 183).

4. Dalil Haji. Firman Allah Ta'ala. "Artinya : Dan hanya untuk Allah, wajib bagi manusia melakukan haji, yaitu (bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Dan barangsiapa yang mengingkari (kewajiban haji) maka sesungguhnya Allah Maha tidak memerlukan semsesta alam". (Al 'Imran : 97).

II. Tingkatan Iman. Iman itu lebih dari tujuh puluh cabang.

Cabang yang paling tinggi ialah syahadat "Laa Ilaaha Ilallaah", sedang cabang yang paling rendah ialah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan sifat malu adalah salah satu dari cabang Iman. Rukun Iman ada enam, yaitu :

1. Iman kepada Allah.
2. Iman kepada para Malaikat-Nya.
3. Iman kepada Kitab-kitab-Nya.
4. Iman kepada para Rasul-Nya.
5. Iman kepada hari Akhirat, dan
6. Iman kepada Qadar, yang baik dan yang buruk. (Qadar : takdir, ketentuan Ilahi. Yaitu : Iman bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam semesta ini adalah diketahui, dikehendaki dan dijadikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala). Dalil keenam rukun ini, firman Allah Ta'ala. "Artinya : Berbakti (dari Iman) itu bukanlah sekedar menghadapkan wajahmu (dalam shalat) ke arah Timur dan Barat, tetapi berbakti (dan Iman) yang sebenarnya ialah iman seseorang kepada Allah, hari Akhirat, para Malaikat, Kitab-kitab dan Nabi-nabi...".(Al-Baqarah : 177). Dan firman Allah Ta'ala. "Artinya : Sesungguhnya segala sesuatu telah Kami ciptakan sesuai dengan qadar". (Al-Qomar : 49).

III. Tingkatan Ihsan.

Ihsan, rukunnya hanya satu, yaitu : "Artinya : Beribadah kepada Allah dalam keadaan seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu". (Pengertian Ihsan tersebut adalah penggalan dari hadits Jibril, yang dituturkan oleh Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu 'Anhu, sebagaimana akan disebutkan). Dalilnya, firman Allah Ta'ala. "Artinya : Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat ihsan". (An-Nahl : 128). Dan firman Allah Ta'ala. "Artinya : Dan bertakwallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.

Yang melihatmu ketika kamu berdiri (untuk shalat) dan (melihat) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sesunnguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (Asy-Syu'araa : 217-220). Serta firman-Nya. "Artinya : Dalam keadaan apapun kamu berada, dan (ayat) apapun dari Al-Qur'an yang kamu baca, serta pekerjaan apa saja yang kamu kerjakan, tidak lain kami adalah menjadi saksi atasmu diwaktu kamu melakukannya". (Yunus : 61).

Adapun dalilnya dari Sunnah, ialah hadits Jibril (1) yang masyhur, yang diriwayatkan dari 'Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu 'anhu. "Artinya : Ketika kami sedang duduk di sisi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba muncul ke arah kami seorang laki-laki, sangat putih pakaiannya, hitam pekat rambutnya, tidak tampak pada tubuhnya tanda-tanda sehabis dari bepergian jauh dan tiada seorangpun di antara kami yang mengenalnya. Lalu orang itu duduk di hadapan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dengan menyandarkan kelututnya pada kedua lutut beliau serta meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua paha beliau, dan berkata :'Ya Muhammad, beritahulah aku tentang Islam',
maka beliau menjawab :'
Yaitu : bersyahadat bahwa tiada sesembahan yang haq selain Allah serta Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, melakukan shiyam pada bulan Ramadhan dan melaksanakan haji ke Baitullah jika kamu mampu untuk mengadakan perjalanan ke sana'.
Lelaki itu pun berkata : 'Benarlah engkau'. Kata Umar :'Kami merasa heran kepadanya, ia bertanya kepada beliau, tetapi juga membenarkan beliau.
Lalu ia berkata : 'Beritahulah aku tenatng Iman'.
Beliau menjawab :
Yaitu : Beriman kepada Allah, para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya dan hari Akhirat, serta beriman kepada Qadar yang baik dan yang buruk'.
Ia pun berkata : 'Benarlah engkau'. Kemudian ia berkata : 'Beritahullah aku tentang Ihsan'. Beliau menjawab : Yaitu : Beribadah kepada Allah dalam keadaan seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu'.
Ia berkata lagi. Beritahulah aku tentang hari Kiamat.
Beliau menjawab : 'Orang yang ditanya tentang hal tersebut tidak lebih tahu dari pada orang yang bertanya'. AKhirnya ia berkata :'Beritahulah aku sebagian dari tanda-tanda Kiamat itu'.
Beliau menjawab :
Yaitu : 'Apabila ada hamba sahaya wanita melahirkan tuannya dan apabila kamu melihat orang-orang tak beralas kaki, tak berpakaian sempurna melarat lagi, pengembala domba saling membangga-banggakan diri dalam membangun bangunan yang tinggi'. Kata Umar : Lalu pergilah orang laki-laki itu, semantara kami berdiam diri saja dalam waktu yang lama,
sehingga Nabi bertanya : Hai Umar, tahukah kamu siapakah orang yang bertanya itu ?
Aku menjawab : Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.
Beliau pun bersabda : 'Dia adalah Jibril, telah datang kepada kalian untuk mengajarkan urusan agama kalian". (Hadits Riwayat Muslim dalam Shahihnya, kitab Al-Iman, bab 1, hadits ke 1. Dan diriwayatkan juga hadits dengan lafadz seperti ini dari Abu Hurairah oleh Al-Bukhari dalam Shahih-nya, kitab Al-Iman, bab 37, hadits ke 1.)

Disebut hadits jibril, karena jibril-lah yang datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dengan menanyakan kepada beliau tentang, Islam, Iman dan masalah hari Kiamat. Hal itu dimaksudkan untuk memberikan pelajaran kepada kaum muslimin tentang masalah-masaalah agama.

Ayo Gabung Di Maskhay Buiness

MASKHAY BUSINESS

http://www.nmcmobile.com/ Kunjungi  http://bit.ly/2yjElZa   atau  http://bit.ly/2yxOP8g اسلام عليكم ورحمة الله وبر كاته ⭐ Welcome ...